Teori Guna dan Preferensi


Setiap rumah tangga mestinya mempunyai pengetahuan yang pasti mengenai penghasilan yang ia terima dalam satu jangka waktu tertentu misalnya satu bulan. Rumah tangga tersebut juga mengetahui, meskipun tidak didefinisikan secara baik mengenai barang dan jasa yang ingin dibeli dalam jangka waktu itu. Masalah yang dihadapi oleh setiap keluarga di sini adalah bagaimana membelanjakan uang penghasilan yang jumlahnya terbatas tersebut agar kesejahteraan ekonomi nya maksimum. Dalam kenyataan tidak satu rumah tangga pun yang dapat berhasil mencapai tujuan tersebut. Sampai batas tertentu, hal ini dapat dikatakan sebagai akibat dari tidak adanya informasi yang tepat dan lengkap. Tetapi di samping itu, mungkin hal ini disebabkan juga karena tidak tepat nya cara membelanjakan uang. Untuk menganalisa pembentukan garis permintaan dari suatu barang lebih tepat, digunakan beberapa dasar anggapan sederhana yang tidak menyimpang dari aspek aspek realitas ekonomi yang penting.

Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh setiap rumah tangga sering disebut komoditi (commodities). Komoditi adalah suatu yang memberikan jasa konsumsi (consumption services) rumah tangga persatuan waktu tertentu. Dengan demikian, sasaran pemilihan suatu komoditi adalah jasa yang diberikan oleh komoditi tersebut dan bukannya komoditi itu sendiri. Komoditi di sini meliputi ruang lingkup yang tidak terbatas. Jadi, dengan menggunakan teori guna ini memungkinkan juga untuk menganalisa cara pemilihan mengenai tempat tinggal, alokasi penggunaan waktu untuk bekerja atau bersenang-senang dan dimensi dimensi perilaku konsumen yang lain.

Dasar anggapan lain yang digunakan juga dalam teori konsumen ini adalah setiap konsumen dianggap tahu macam barang dan jasa yang tersedia di pasar Maka kapasitas teknis dari masing-masing barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia, tingkat harga masing-masing barang, dan akhirnya setiap konsumen dianggap tahu secara pasti mengenai jumlah uang yang akan dibelanjakan nya selama periode perencanaan tertentu.

Sebenarnya dasar anggapan seperti yang telah diuraikan di muka tidak secara mutlak harus dipenuhi. Untuk mendapatkan suatu fungsi permintaan dari suatu barang dan juga kurva indiference, hanyalah penting menganggap bahwa: a) setiap konsumen sadar akan adanya barang dan jasa, b) setiap konsumen mempunyai reaksi terhadap adanya barang-barang dan jasa tersebut, sehingga ia akan mempunyai preferensi terhadap barang-barang itu, dan c) ia mempunyai penghasilan sehingga memungkinkan baginya untuk bereaksi di pasar secara nyata. Dasar anggapan yang lebih keras (rigid) sebenarnya hanya diperlukan pada pembicaraan teori ekonomi kesejahteraan (Theory of Welfare Economics).


Daftar Pustaka:
Sudarman, Ari. 1988. Teori Ekonomi Mikro Jilid I. Yogyakarta: BPFE.

Comments