Teori Perilaku Konsumen dan Permintaan

Pada garis besarnya setiap perekonomian terdiri dari tiga kelompok ekonomi yaitu konsumen, produsen dan pemilik faktor produksi. Pemilik faktor produksi menyediakan input input untuk digunakan dalam suatu proses produksi. Sebagai imbalannya pemilik faktor produksi menerima penghasilan. Penghasilan ini, untuk selanjutnya, memungkinkan mereka berfungsi sebagai konsumen. 

Seorang produsen mengorganisir produksi dan selanjutnya menentukan penawaran barang dan jasa di pasar. Produsen yang dapat mengorganisir suatu proses produksi secara efisien akan memperoleh keuntungan. Mereka ini juga dapat berperan sebagai konsumen di pasar.

Semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian membelanjakannya untuk pembelian barang atau jasa disebut konsumen. Anggota keluarga yang dependent terhadap penerima penghasilan misalnya (anak yang belum bekerja) yang turut serta menentukan anggaran rumah tangga juga disebut konsumen. Setiap konsumen haruslah menentukan Bagaimana cara mengalokasikan uang miliknya terhadap barang-barang dan jasa yang tersedia di pasar. Jadi dengan kalimat lain, setiap konsumen (rumah tangga) haruslah menetapkan permintaannya untuk setiap barang barang dan jasa yang tersedia di pasar. Penjumlahan dari seluruh barang yang diminta oleh masyarakat ini menunjukkan permintaan pasar dan menggambarkan Bagaimana masyarakat menghendaki cara alokasi faktor produksi.

Hal ini dimaksudkan untuk menganalisa suatu proses dengan mana permintaan pasar dari suatu barang terbentuk; atau dengan kata lain untuk mendapatkan faktor-faktor penentu dasar (basic determinants) dari permintaan pasar. Di dalam mempelajari teori perilaku konsumen ada dua pendekatan, yaitu: a) pendekatan kardinal atau sering disebut juga dengan teori nilai subjektif (subjective value theory) dan b) pendekatan ordinal atau sering disebut dengan analisa kurva (indifference indifference curve analysis). Teori yang pertama dikembangkan pada tahun 1880-an oleh tiga ahli ekonomi yang bekerja secara sendiri sendiri yaitu: William Stanley Jevons dari Inggris, Karel Manger dari Australia dan Leon Walras dari Perancis. Sedang teori yang kedua dikembangkan antara tahun 1880-an sampai dengan tahun 1930-an. Pada tahun 1881 ahli ekonomi Inggris yang bernama nama Francis Y. Edgeworth memperkenalkan manfaat kurva indifference. Cara Edgeworth ini, pada tahun 1906 sedikit diubah dan dikembangkan lagi oleh ekonom Italia yang bernama Vilfredo Pareto. Dan akhirnya pada tahun 1930-an dua ekonomi Inggris yang bernama John R. Hicks dan R.G.D. Allen memperluas dan memperkan penggunaan analisa kurva indifference.

Teori kedua muncul karena beberapa ahli ekonomi merasa tidak puas dengan teori yang pertama. Teori konsumen dengan menggunakan alat analisa kurva indifference merupakan bagian dari peralatan analisa para ekonomi yang baku dan penting.


Daftar Pustaka:
Francis, Y. Edgeworth. 1881. Mathematical Physics. London: C.K. Paul & Co.
Pareto, Vilredo. 1909. Manuel D'Economic Politique. Paris: V. Glard & E. Briere.
John, R. Hick dan R.G.D. Allen. 1934. A Reconsideration of the Theory of Value.
Sudarman, Ari. 1988. Teori Ekonomi Mikro Jilid I. Yogyakarta: BPFE.

Comments